NUSANTARA INITIATIVE
dan
PELOPOR MARITIM INDONESIA (PORMAR)
Think Tank Poros Maritim
14.04.2017
- Pada Semester I-2016, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) berhasil membukukan laba bersih Rp 88,5 miliar atau tumbuh 22 % dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebesar Rp 72,5 miliar. Perseroan juga membukukan pendapatan sebesar Rp 1,11 triliun atau tumbuh 3 % dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,08 triliun. Pada tahun 2016, perseroan membidik target pendapatan sebesar Rp2,6 trilliun atau tumbuh 118 % dibandingkan realisasi 2015 sebesar Rp 2,2 triliun. Sedangkan, laba bersih perseroan ditargetkan sebesar Rp 248 miliar hingga akhir tahun 2016, atau tumbuh 110 % dibandingkan realisasi 2015 sebesar Rp 224 miliar. Adapun total kebutuhan investasi untuk 2016 sekitar Rp 2,3 triliun. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) merupakan perusahaan feri pelat merah terbesar di Tanah Air bahkan di Asia dengan total jumlah armada 139 unit kapal. Saat ini, ada 195 lintasan pelayaran penyeberangan yang dilayani ASDP, dengan total panjang mencapai 24.600 kilometer, dari Sabang hingga Merauke yang menghubungkan seluruh pulau di Indonesia.
- Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Polri, Brigadir Jenderal Agung Setya menuturkan pihaknya fokus membantu pembenahan pelabuhan di Indonesia, termasuk mengawal sistem no sevice no pay, yaitu jika tidak ada pelayanan di pelabuhan maka tidak diperbolehkan ada pengenaan tarif apa pun. Hal itu terkait dengan dugaan tindak pungli di Terminal Peti Kemas Palaran Samarinda, yang diduga dilakukan oleh pengurus Komura. Agung menuturkan di sana diketahui tidak ada aktivitas tenaga kerja bongkar muat, namun Komura tetap meminta tarif kepada PT PSP, selaku pengelola dan operator terminal peti kemas. Dari hasil analisa dokumen sejak 2010 hingga 2016, terdapat dana sebesar Rp180 miliar yang diduga hasil pemerasan pengurus Komura. Agung mengatakan Rp 180 miliar itu hanya di terminal peti kemas Palaran saja, berbeda lagi di Pelabuhan Muara Barau. Penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap 9 perusahaan bongkar muat yang ada di Muara Berau, dan diketahui bahwa sepanjang 2010-2016 terdapat jumlah dana yang diterima Komura mencapai lebih dari Rp2 triliun.
- Pengusaha angkutan mendukung rencana pengoperasian kapal Roll On – Roll Off (Ro-Ro) Jakarta Surabaya dalam waktu dekat ini. Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengungkapkan, dengan memanfaatkan Ro-Ro dapat memangkas biaya operasional truk seperti BBM, uang tol serta terhindar dari kemacetan. Keuntungan lainnya, jumlah ritase operasional akan bertambah menjadi sekitar 7 sampai 8 rit /bulan dibanding lewat darat hanya 5 sampai 6 rit/bulan, karena Jakarta – Surabaya dapat ditempuh 18 jam menggunakan Ro-Ro dibanding lewat darat sekitar 30 jam. Sebagai catatan, saat ini tiap hari sekitar 1000 unit kendaraan angkutan barang berbagai ukuran termasuk trailer/angkutan petikemas beroperasi Jakarta-Surabaya (PP). Sementara satu unit Ro-Ro mampu mengangkut 250 unit truk, dan direncananya Ro-Ro Jakarta – Surabaya akan beroperasi rutin tiap hari.
- Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, berencana merevitalisasi Pelabuhan Kamal Timur untuk menjadi pusat kuliner dan pasar malam demi meningkatkan minat dan kunjungan pariwisata. Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Bangkalan Lily Setyawati mengungkapan, walau pelabuhannya saat ini cukup terbengkalai, lokasinya masih strategis untuk menjadi tujuan wisata bahari, salah satunya untuk mendukung destinasi terakhir rangkaian acara Majapahit Travel Fair (MTF) 2017 yang melibatkan peserta dari sekitar 20 negara, di antaranya Prancis, Italia, Arab Saudi, Singapura, dan Cina. Selama ini Bangkalan hanya dianggap sebagai tujuan wisata singgah. Akan tetapi, setelah acara MTF 2017, pihaknya berharap kabupaten itu dapat menjadi destinasi utama.
- Indonesia resmi melayani jasa pemanduan di Selat Malaka dan Singapura. Kementerian Perhubungan telah menunjuk Pelindo I untuk melakukan pemanduan di ke-2 selat tersebut. Ke-2 perairan tersebut merupakan salah satu kawasan terpenting jalur laut di Kawasan Asia Tenggara. Meskipun jalur laut sempit, namun banyak dilalui kapal dari berbagai negara setiap tahunnya. Data Kementerian Perhubungan terdapat sekitar 70.000- 80.000 kapal pertahun baik itu kapal kargo maupun kapal tanker yang berlayar melintasi kedua selat tersebut. Dengan diresmikannya Pelayanan Pemanduan di Perairan Pandu Luar Biasa di Selat Malaka dan Selat Singapura oleh Menteri Perhubungan, menunjukkan keseriusan Indonesia terhadap peningkatan keselamatan pelayaran di jalur internasional tersebut. Hal ini juga menjadikan Indonesia menjadi Negara (littoral states) pertama yang menyelenggarakan pandu secara resmi pertama di selat Malaka dan Selat Singapura.