Category Archives: energi

Daya Tahan PT Pertamina, membuktikan sudah berada pada track yang benar

11 Aug 16
admin
No Comments

PT Pertamina (Persero) berhasil bertahan dari dampak kejatuan harga mentah minyak dunia sepanjang tahun 2015. Hal ini sejalan dengan langkah efisiensi yang terus dan tengah dilakukan oleh perseroan, yang dinahkodai sang Dirut, Dr. Ir. Dwi Sutjipto.

Secara infografis, berikut pencapaian PT Pertamina tersebut.

photo_2016-08-11_16-19-33

Selain pencapaian yang telah dilakukan tersebut, PT Pertamina juga terus melakukan langkah dan strategi dalam upaya memperkuat basis menuju holding energy. Saat ini Pertamina tengah mengusung program 7 Megaproyek untuk Ketahanan Energi Nasional.

Diantara megaproyek tersebut adalah pengembangan kilang lama dan pembangunan kilang  baru, dengan harapan bisa swasembada BBM pada tahun 2023, selain tentu saja dapat membuka lapangan pekerja baru yang saat ini benar-benar dibutuhkan oleh rakyat Indonesia.

Infografis 7 Megaproyek Pertamina disajikan sebagai berikut:

photo_2016-08-11_16-46-51

[swd]

MENGGALI BASIS MORAL DAN KONSTITUSIONAL UU MIGAS (REVISI) UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

25 Dec 15
admin

No Comments

Jakarta, NI.
Diskursus tentang revisi UU Migas tengah mengemuka di publik. Banyak hal mendasar yang patut dicermati dalam pembahasan RUU Migas tersebut, sebab migas menyangkut hajat hidup orang banyak, dia termasuk sumberdaya vital, yang oleh karenanya wajib dikelola oleh negara dengan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

59fbd1d7-7318-46d2-b6f5-1dea8abcf904_169

NUSANTARA INITIATIVE (NI) adalah lembaga independen yang bergerak pada riset, diskusi, dan inisiasi di bidang energi, energi baru & terbarukan, perubahan iklim, pengelolaan sumber daya alam, dan maritim, dengan visi ikut membantu terwujudnya pemanfaatan sumberdaya alam yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia dengan menjadikan energi baru dan  terbarukan (renewable energy) sebagai pendorong utama.

Terkait RUU Migas, Nusantara Initiative intensif melakukan riset dan diskusi. Beberapa hal yang menjadi sorotan adalah bahwa isu pemisahan atau penyatuan tiga fungsi dalam pengelolaan migas (policy, regulasi dan komersial) pada dasarnya adalah isu pinggiran.
Demikian pula isu-isu B2B, B2G, opsi-opsi pola kontrak (konsesi, PSC dan kontrak karya).

Berdasarkan diskusi internal Nusantara Initiative, tantangan pengelolaan migas di sektor hulu dan menarik sebagai diskursus yang lebih lanjut adalah;

1. Bisakah didesakkan klausul di RUU tersebut tentang kewajiban IOC (international oil company) untuk memberi privilege kepada NOC kenaikan porsi share kepada NOC (national oil company) secara progressive?
Lihat kasus Saudi, sekarang Aramco 100% milik Kerajaan Saudi karena mereka menerapkan policy progressive share obligation tersebut.

2. Beranikah pemerintah membuat policy untuk reinvest (plough back) secara besar-besaran dari oil dan gas profit untuk mensupport upgrade capacity NOC dari sisi capital, human resource dan technology.

Dua hal di atas dipandang oleh Nusanara Initiative sbg issue mendasar dan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan ketahanan energi nasional.
Disamping juga untuk memperkuat NOC agar menjadi perusahaan yg mampu bersaing dengan perusahaan multinasional.

Jika dicermati, selama ini posisi NOC (Pertamina) sejajar bahkan lebih rendah dari IOC dalam mengelola hulu migas Indonesia, baik dari sisi prosentase capital share maupun production share.
Kenapa bisa sejajar atau lebih rendah, karena produksi Pertamina hanya sekitar 25% atau kurang, dr produksi nasional.

Hal ini dikarenakan:

1. Karena klausul progressive share obligation diatas tidak diatur dalam UU, sehingga gagal masuk dalam klausul PSC Kontrak.
Bandingkan dengan Saudi, Iran, bahkan Angola, dimana share NOC mereka 40% dari keseluruhan produksi nasional.

2. Karena oil & gas profit dipakai utk membiayai APBN nyaris full, maka porsi untuk reinvest (plough back) untuk NOC kurang besar, akhirnya lama-lama NOC tidak mampu berkompetisi. Berbeda jika dibandingkan dengan Petronas (Malaysia) dan Petrobas (Brazil), mereka terus melakukan investasi dan ekspansi dengan menggelontorkan dana besar (reinvest) untuk memperkuat kemampuan teknologi dan juga mengakuisisi lapangan-lapangan yang lebih menantang namun dengan hasil yang lebih menjanjikan (high risk high gain), semisal off shore laut dalam.

Andaikan dua issue mendasar tersebut dikawal sejak dini, maka produksi Pertamina kemungkinan akan 50% atau lebih dari produksi nasional dan akan lain ceritanya dalam diskursus pengelolaan migas nasional saat ini.

Untuk menjawab isu dan pertanyaan di atas, Nusantara Initiative bekerjasama dengan Bakornas LTMI telah menyelenggarakan Diskusi RUU MIGAS pda tanggal 23 Deseber 2015 di Jakarta, dimana release media antara lain dapat dilihat berikut:

1. http://m.beritasatu.com/industri-perdagangan/335123-berantas-mafia-migas-uu-migas-harus-seimbang-atur-hulu-dan-hilir.html

2. http://katadata.co.id/berita/2015/12/23/bahas-ruu-migas-dpr-usulkan-pembubaran-skk-migas

3. http://www.dunia-energi.com/6385-2/

4. http://ekbis.sindonews.com/read/1071741/34/minim-tanki-timbun-migas-ketahanan-energi-ri-masih-jauh-1450850704

(SR)

ROADMAP FOR ACCELERATED DEVELOPMENT OF NEW AND RENEWABLE ENERGY 20152025

28 Aug 15
admin

No Comments

Since the mid 1990s, one dynamic of the national energy sector, specically from the perspective of the petroleum industry, was the achievement of peak production. Since then production levels have begun a steady but sure decline. At the same time, levels of domestic consumption have continued to rise. These two trend lines, namely declining production and increasing consumption have nally been passed. Since the middle of the last decade, Indonesia switched from being a petroleum exporting nation to becoming a petroleum importing nation.

roadmap ebtke

Graph 1 demonstrates the shift in Indonesia over the past 30 years as oil moved from being a foreign reserve bonanza to being a major drain on the balance of payments. As an oil importer Indonesia now facesthe assorted threats to its current account balance and its balance of payments as well as domestic ination that arises due to the frequent price and availability shocks that aect the global oil industry.

More information

New Project: Pembangkit 35.000 MW dan Transmisi

26 Jun 15
admin
No Comments

Kronologis Program 35.000 MW

35rb mw

1. Sidang Kabinet pada tanggal 17 Des ‘14; “Indonesia krisis listrik, diperlukan pembangunan pembangkit kapasitas besar”

2. Data pada Jan ‘15; Pertumbuhan 6% membutuhkan 7.000 MW/tahun atau 35.000 MW/ 5 tahun (Kepmen ESDM No. 0074/2015 Tentang RUPTL 2015-2024).

3. Kebijakan Jan’15; Debottlenecking melalui peraturan:

  • Permen No. 1/2015 tentang kerjasama penyediaan tenaga listrik dan pemanfaatan bersama jaringan listrik antar pemegang izin.
  • Permen No. 3/2015, tentang Prosedur Pembelian Tenaga Listrik & Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik melalui Pemilihan Langsung & Penunjukan Langsung.

4. 16 Mar ‘15; Sidang Kabinet; Progress 35.000 MW

5. 4 Mei ‘15; Launching 35.000 MW oleh Presiden RI di Pantai Goa Sanden DIY.

see more: MESDM-Bahan Siaran Pers 35.000 MW

WEC: World Energy Trilemma

23 Jun 15
admin
No Comments

trillema

“Priority actions on climate change and how to balance the trilemma”

The 2015 World Energy Trilemma report is published in a year that is likely to be remembered as one of the most important for the global energy sector in recent history. Decisions made – or not made – will leave an indelible mark on the sector, which could have an impact on the world for generations to come.

The Clean Energy Ministerial members will come together for the sixth time in Mérida, Mexico. Ministers will identify the critical next steps needed to accelerate the transition to a global clean energy economy, a process that the World Energy Council believes is absolutely essential to ensure that the three pillars of the energy trilemma – energy security, energy equity and environmental sustainability – are met across the globe.

Read More…